Tampilkan postingan dengan label Info Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Oktober 2009

Sentuhan Berbeda Seorang Ayah dan Ibu

Roslina Verauli, M.Psi. dari RS Pondok Indah, Jakarta, menuturkan, baik ayah maupun ibu berperan besar dalam kehidupan anak. Masing-masing dengan keutamaannya memberikan pengaruh positif dalam menjadikan anak sebagai individu yang mandiri dan kompeten. Setiap orangtua membawa sejumlah kualitas pribadi dan berbagai kebutuhan yang kompleks dalam peranannya sebagai orangtua.

Sama halnya seperti anak, orangtua juga memiliki jenis kelamin dan temperamen yang berbeda sehingga turut memberikan cara-cara yang berbeda dalam pengasuhan. Bahkan lebih jauh, orangtua membawa serta pengalaman masa lalu dan sejumlah nilai budaya yang membentuk apa yang mereka lakukan saat ini.

Meski secara umum ayah dan ibu sama berperannya dalam perkembangan anak, namun "sentuhannya' yang membuat sedikit perbedaan.

Peran Ayah:
1. Menumbuhkan perasaan percaya diri dan kompetensi pada anak melalui kegiatan bermain yang lebih "kasar" dan melibatkan aktivitas fisik, baik di dalam maupun di luar ruang.

Kegiatan yang bermanfaat: berbagai macam aktivitas fisik, seperti olahraga bersama, bermain kejar-kejaran, mengayun-ayun anak, dan sebagainya.

2. Menumbuhkan hasrat akan prestasi pada anak melalui kegiatan pengenalan berbagai jenis pekerjaan dan kisah tentang cita-cita.

Kegiatan yang bermanfaat: mengajak anak ke kantor, melihat bagaimana ayahnya bekerja, berdiskusi tentang tokoh-tokoh idola/yang berhasil, dan sebagainya.

3. Mengajarkan tentang peran jenis kelamin laki-laki, bagaimana harus bertindak sebagai laki-laki, dan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosial dari laki-laki.

Kegiatan yang bermanfaat: melibatkan anak dalam aktivitas ayah di rumah, seperti membersihkan halaman, membetulkan perabot rusak, memberikan perlindungan pada seisi rumah, dan sebagainya.

Peran ayah seperti tersebut di atas sedikit banyak mendorong anak untuk membuka pintu kesuksesannya. Ayah mendorong anak untuk tumbuh mandiri, percaya diri, berprestasi, bercita-cita tinggi dan seterusnya. (Papalia, Diane., Olds, Sally W, Feldman, Ruth D., Human Development, 11th Ed. USA: McGraw-Hill, 2008)

Tak ada perbedaan yang spesifik pada pengaruh peran ayah terhadap anak laki-laki maupun anak perempuan. Keduanya akan menyerap semua hal yang dilakukan ayah seperti tersebut di atas. Mereka belajar, bermain, menyerap semangat ayah sehingga hal-hal positif yang diharapkan dalam pertumbuhannya dapat terwujud.

Peran Ibu:
1. Menumbuhkan perasaan mencintai dan mengasihi pada anak melalui interaksi yang jauh lebih melibatkan sentuhan fisik dan kasih sayang.

Kegiatan yang bermanfaat: memberikan belaian, pelukan, dan ciuman sayang pada momen-momen kebersamaan dengan anak.

2. Menumbuhkan kemampuan berbahasa pada anak melalui kegiatan-kegiatan bercerita dan mendongeng, serta melalui kegiatan yang lebih intim, yakni berbicara pada anak.

Kegiatan yang bermanfaat: mengajak anak ngobrol, curhat, membacakan dongeng sebelum tidur, dan sebagainya.

3. Mengajarkan peran jenis kelamin perempuan, tentang bagaimana harus bertindak sebagai perempuan, dan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosial dari seorang perempuan.

Kegiatan yang bermanfaat: melibatkan anak dalam aktivitas ibu di rumah, membantu belanja, memasak, mengurus adik, dan seterusnya.

Sama dengan ayah, tidak ada perbedaan spesifik peran ibu terhadap anak laki-laki atau perempuan. Semua perasaan cinta dan kasih sayang ibu akan diserap oleh anak. Mereka akan belajar bagaimana menjadi perempuan, melihat/memperlakukan perempuan, berbagi cinta dan kasih sayang.

Keteladanan
Baik ayah maupun ibu, keduanya berperan vital dalam tumbuh kembang anak yang optimal. Keduanya harus bekerja sama dan saling melengkapi. Boleh jadi ayah memiliki waktu terbatas, namun itu bukan alasan untuk tidak memberikan perhatian kepada anak.

Nah, agar peran ayah berhasil, maka keteladanan menjadi hal utama. Lewat keteladananlah, anak bisa menjadikan ayahnya sebagai model identifikasi. Tanpa keteladanan, nilai apa pun yang ingin ditanamkan hanya akan sia-sia.
Continue reading...

Kamis, 24 September 2009

Olimpiade Berhadiah Rp 2 Miliar !!!

Dalam setiap satu tahun sekali masyarakat Indonesia sering kali mengadakan lomba-lomba yang unik dan menarik. Lomba tersebut biasanya dilakukan setiap bulan Agustus. Hadiahnya pun beragam, dari buku tulis, bolpoint, sepeda angin sampai sepeda motor. Tapi tahukah Anda, ada lomba yang hadiahnya 2 miliar...???.

Berikut penulis sampaikan beritanya;

JAKARTA - Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi seluruh Indonesia (OSN PTI) kembali digelar oleh Pertamina. Selain berhadiah total Rp 2 miliar, pemenangnya akan dipersiapkan mengikuti Olimpiade Sains di tingkat Internasional.

"Kami optimistis dengan antusiasme peserta dan berharap jumlah tahun ini mencapai 10 ribu, karena pada penyelenggaraan tahun lalu saja melebihi target, yaitu dari 2000 menjadi 4.666 mahasiswa," ujar Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Toharso di gedung Dikti Depdiknas, Jakarta, Selasa (15/9).

Dia menambahkan, OSN PTI akan menjadi ajang penjaringan bibit-bibit unggul bidang sains kimia, fisika dan matematika di kalangan perguruan tinggi se-Indonesia.

Sebagai tahapan awal, pendaftaran OSN PTI sudah dibuka sejak 5 September 2009 lalu dan akan ditutup pada 26 Oktober 2009. Adapun seleksi tingkat nasionalnya akan berlangsung di Jakarta pada 4-9 Desember 2009 mendatang. Penetapan pemenang akan diumumkan pada 9 Desember 2009.
Continue reading...

Jumat, 11 September 2009

Pendidikan Sex Pada Remaja

Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya.

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology, 1980).

Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.

Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.

Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah.

Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.

Karakteristik Seksual Remaja

Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002).

Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.

Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.
Continue reading...

Friends

Followers

Fave This

DUNIA PENUH BERITA Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts